Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tantangan Petani Kopi Ada di Hulu, Cara Pemda Bantu agar Tepat Sasaran

Kamis, 29 Desember 2022 14:58 WIB

Ilustrasi buah kopi
Iklan

TEMANGGUNG - Kopi saat ini menjadi salah satu komoditas pertumbuan ekonomi nasional. Data Badan Pusat Statistik atau BPS menunjukkan, sepanjang 2021, Indonesia mengekspor kopi seberat 384,51 ribu ton dengan nilai total US$ 849,37 juta atau Rp 13,38 triliun. Supaya komoditas kopi Indonesia selalu menjadi primadona, maka semua pihak perlu memberikan perhatian dari hulu ke hilir.

Seorang petani dan pengusaha kopi merek Kwadungan Coffee di Kabupaten Temanggung, Zainal Arifin mengatakan tantangan yang dihadapi petani pada tahun-tahun ini adalah kurangnya produksi kopi. "Karena permintaan semakin banyak, maka harus berbenah di hulu atau pada tanaman kopinya," kata Zainal Arifin kepada Tempo, Rabu, 28 Desember 2022. Dalam dua tahun terakhir, menurut dia, hasil panen kopi cenderung menurun.

Ditambah informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG yang menyatakan cuaca cenderung kurang bersahabat dengan tumbuhan belakangan ini. Sejak menjadi petani dan pengusaha kopi sejak 2014, Zainal Arifin mengatakan, perlu upaya mencegah turunnya produksi kopi dengan cara mengedukasi petani serta menambah pembibitan dan penanamannya.

Petani dan pengusaha kopi merek Kwadungan Coffee di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Zainal Arifin. TEMPO

Selama ini, Zainal Arifin memenuhi kebutuhan pasar kopi di dalam dan luar negeri dari kebun kopinya sendiri dan mendapatkan pasokan langsung dari petani. Dia menggandeng 40-an kelompok petani kopi arabika dan lebih dari 100 kelompok petani kopi robusta. Zainal Arifin menghimpun hasil panen kopi dari kebun sendiri dan kelompok tani tadi, kemudian mengolahnya hingga siap dipasarkan. 

Pada Desember 2022 ini, Zainal Arifin telah mengekspor dua kontainer biji kopi ke Iran dan satu kontainer biji kopi ke Mesir. Proses perjalanan kopi itu dari Indonesia ke negara tujuan memakan waktu sekitar 28 hari. Biji kopi tersebut dikemas dalam karung kemudian dimasukkan ke dalam kontainer yang telah diberi lapisan pada dinding bagian dalam. Lapisan ini berfungsi mencegah lembap dan menyerap bau.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk pasar dalam negeri, Zainal Arifin mengirimkan kopinya ke Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Kalimantan. Untuk pasar domestik, dia menghabiskn 3 sampai 5 ton kopi robusta dan 1 sampai 2 ton kopi arabika.

Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq mengatakan, pemerintah daerah turut mendorong pertumbuhan produksi kopi dengan memberikan bibit kepada petani dan menanamnya di berbagai tempat. "Kami menyebar bibit ke lereng Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gurung Prau," katanya.

Baca juga:
Pemerintah Kabupaten Temanggung Turut Menjaga Kualitas Kopi Rakyat

Pada 2022, jumlah bibit kopi yang disebar mencapai 400 ribu bibit. Adapun tahun depan, alokasinya sekitar 150 ribu bibit kopi. Tanaman kopi ini diperkirakan dapat dipanen sekitar tiga tahun setelah ditanam. (*)

Iklan

Paling Inovatif, Temanggung Raih Penghargaan

23 Desember 2022

Paling Inovatif, Temanggung Raih Penghargaan

Pemerintah Kabupaten Temanggung Turut Menjaga Kualitas Kopi Rakyat

30 November 2022

Pemerintah Kabupaten Temanggung Turut Menjaga Kualitas Kopi Rakyat

NWB Coffee, Suplemen Kesehatan Kulit dengan Kolagen

15 Juli 2022

NWB Coffee, Suplemen Kesehatan Kulit dengan Kolagen