Penyebab Cedera Lutut saat Olah Raga
Kamis, 18 Januari 2024 18:16 WIB
MEMO BISNIS - Agung Adrian, 42 tahun, terpaksa menghentikan aktivitasnya berlari pagi. Lututnya terasa nyeri setiap kakinya mengayun di atas aspal sekitar komplek perumahannya, Jakarta Selatan. Ia sempat kebingungan karena pemanasan sebelum olah raga sudah dilaksanakan, namun tetap saja cedera menghampiri.
Rasa nyeri pada lutut kerap dialami banyak orang. Dokter Ortopedi di Mayapada Hospital dr. Sapto Adji Harjosworo, Sp.OT (K) menjelaskan lutut memiliki 4 urat yang berperan terhadap kestabilan sendi. Dari keempat ligamen tersebut, yang paling rentan mengalami cedera adalah ACL atau Anterior Cruciate Ligament.
Fungsi ACL membantu menjaga stabilitas rotasi lutut dan mencegah tibia (tulang kering) bergeser di depan tulang paha. Cedera ACL termasuk salah satu jenis cedera lutut paling umum, sekitar 40 persen dari semua cedera terkait olah raga. “Semua pelaku olahraga yang mengandalkan kelincahan kecepatan bisa mengalami kondisi ini. ACL sangat rentan mengalami cedera,” kata dr. Sapto.
Bentuk cedera yang kerap dialami pasien yakni urat pada lutut terpuntir sehingga menyebabkan nyeri. “Paha berpuntir ke luar, sementara tungkai bawah kita bergerak ke dalam, sehingga memutuskan urat tersebut. Sama seperti ketika turun tangga, tak menyadari dua anak tangga yang belum dilangkah, terjatuh dan menumpu. Begitu dia putus, ligamen seperti bunyi dan terputus,” tuturnya.
Jenis cedera pada urat, kata dr. Sapto, bisa robek sebagian hingga putus total. “Jadi tergantung seberapa parah. Kalau hanya ketarik aja, bisa melanjutkan permainan. Tapi kalau sudah robek atau putus sebagian akan sulit.”
Kurangnya pemanasan sebelum berolah raga seringkali dituding jadi pemicu munculnya nyeri pada lutur. Namun menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO, ada faktor lain yang menyebabkan ACL cedera.
Faktor internal antara lain berat badan, teknik main atau olah raga yang salah, hingga kelelahan, atau otot tak seimbang. Sedangkan faktor eksternal misalnya suasana bermain terlalu bersemangat dengan adrenalin yang meningkat sehingga atlet terlalu memaksa saat berolah raga. Atau mungkin lapangan kurang bagus, berlubang, lengket, hingga sepatu olah raga yang tak cocok.(*)