Perokok Berat Justru Awet Muda
Rabu, 2 Juni 2010 00:09 WIB
Lantas keuntungan yang kedua, perokok itu justru awet muda. ”Karena sudah meninggal di usia muda sebelum sempat mengalami tua,” katanya diiringi tawa.
Dibalik gurauan sang dokter, sebetulnya dapat diambil kesimpulan jika merokok itu lebih banyak ruginya ketimbang manfaatnya. “Penyakit akan muncul setelah sekitar 10 sampai 15 tahun merokok, seperti penyempitan pembuluh darah koroner dan sebagainya,” tambahnya.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pengunaan tembakau bertanggung jawab atas sekitar 25 penyakit, seperti berbagai jenis kanker (rongga mulut, laring, paru, kantung kemih, pankreas, ginjal, lambung dan leher rahim), jantung, stroke, pembuluh darah tepi, obstruksi paru kronis dan gangguan alat pernafasan lainnya, kelainan pada bayi dan anak dan sebagainya. Tidak ada satupun dari penyakit tersebut yang muncul secara tunggal, sebagai akibat penggunaan tembakau.
Namun belum lama ini, sebuah riset Sheba Medical Center, Tel Hashomer Hospital mengungkapkan bahwa, merokok dapat mempengaruhi tingkat intelegensi (IQ). Remaja yang kecanduan rokok umumnya memiliki tingkat intelegensi jauh lebih rendah ketimbang sejawatnya yang tidak merokok. Tak sampai di situ, remaja yang merokok sebungkus sehari memiliki tingkat intelegensi 50persen lebih rendah ketimbang teman-temannya yang tidak merokok.
Dari hasil riset diketahui, 20.000 remaja dengan usia 18-21 tahun yang merokok memiliki skor IQ 94. Sebaliknya, remaja yang tidak merokok memiliki skor IQ 101. Sedangkan, perokok yang menghabiskan rokok sebungkus perhari memiliki skor IQ 90.
Riset lain, pada 2004 peneliti dari University of Aberdeen menduga ada keterkaitan antara merokok dengan penurunan fungsi mental. Ratusan sukarelawan yang ambil bagian pada riset yang berlangsung pada1947, saat mereka berusia 11 tahun, kemudian diikutsertakan kembali dalam riset lanjutan pada 2004. Hasilnya diketahui bahwa perokok memiliki performa yang jauh lebih buruk ketimbang mantan perokok dan individu yang tidak merokok.
Fakta tersebut jelas sangat memprihatinkan. Dampak rokok memang bisa berpengaruh terhadap siapapun, termasuk juga perempuan. Kaum wanita lebih mudah terkena dampak buruk merokok daripada pria. Diduga ukuran paruparu wanita yang lebih kecil dibanding ukuran paru-paru kaum pria adalah penyebabnya.
Selain bakal berpengaruh pada bayi yang dikandungnya, Arnuf Langhammer dari Institut Nasional Kesehatan Umum di Norwegia, juga menyebutkan jika wanita mengisap tembakau dalam ukuran yang sama, maka konsentrasi gas beracunnya pada wanita akan lebih tinggi dibanding pria. Bahkan disebutkan kalau wanita memikul risiko 50persen lebih tinggi terkena penyakit pernapasan dan asma dibanding kaum pria.
Begitu banyak 'harga' yang harus kita bayar demi rokok. Kalau dihitung kerugiannya, benar kata Dr Aulia, jumlahnya pasti jauh lebih besar dari dua 'keuntungan' yang digulirkannya secara bercanda tadi.TIM INFO TEMPO