Relawan di Gerakan 'Bangkit Bangsaku' ACT
Kamis, 26 November 2020 19:19 WIB
Dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19, semangat dan solidaritas masyarakat sipil dianggap perlu untuk membangkitkan optimisme bangsa. Peran relawan sangat penting dalam membantu penanganan Covid-19 sebagai bentuk sinergi antara seluruh instrumen bangsa. Selain diperlukan untuk sektor medis, relawan kemanusiaan juga dibutuhkan untuk masalah nonmedis dalam menghadapi situasi krisis akibat pandemi Covid-19.
Relawan dan aktivitas kerelawanan berpotensi menjadi sebuah gerakan sosial sekaligus menjadi modal sosial untuk menciptakan perubahan. Ini karena Indonesia tidak hanya dikenal sebagai bangsa para pahlawan namun juga bangsa para relawan.
Lewat Gerakan ‘Bangkit Bangsaku’ yang diinisiasi ACT, kehadiran Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) memantik optimisme anak bangsa dengan skala yang lebih luas. “Relawan tidak boleh disematkan untuk apapun yang konotasinya negatif, sebab relawan dan kerelawanan adalah energi kebaikan,” ujar Ketua Dewan Pembina MRI Ahyudin pada launching logo MRI dan diskusi Kebangsaan, 24 November.
Menurutnya, setiap individu adalah relawan. Manusia harus memahami setiap individu bergantung pada individu atau makhluk hidup lainnya. Hal ini karena relawan adalah sebuah kehidupan, dan kehidupan sesungguhnya adalah kerelawanan.
Istilah “relawan” telah menjadi wacana yang populer di masyarakat. Relawan menjadi bagian pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan perubahan yang lebih baik. Relawan dan gerakan kerelawanan memiliki konotasi dan persepsi yang positif di tengah masyarakat. Karena itu diperlukan upaya-upaya serius untuk menjadikan masyarakat relawan sebagai sebuah kekuatan bagi perubahan yang signifikan.
Gerakan kepedulian yang lebih besar dibutuhkan untuk meluaskan aksi-aksi nyata yang dapat meredam dampak pandemi. Gerakan ‘Bangkit Bangsaku’ yang diinisiasi ACT akan terus digaungkan bersamaan dengan rangkaian aksi nyata berbagai elemen masyarakat.