Penyesuaian Harga Gas untuk Ketahanan Pangan Nasional
Senin, 3 Agustus 2020 20:41 WIB
INFO BISNIS -- Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, menandatangani seluruh Letter of Agreement (LoA) dengan penyedia gas alam sejak Mei-Juli 2020. Ini sebagai bentuk implementasi penyesuaian harga gas bumi atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia No. 89K/10/MEM/2020.
Penandatanganan dengan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) dilakukan secara virtual dan disaksikan langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Jakarta, Kamis, 30 Juli lalu .
Sebelumnya, Petrokimia Gresik juga telah menandatangani LoA dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya dengan Kangean Energy Indonesia (KEI) dan Pertamina Hulu Energi - West Madura Offshore (PHE WMO).
Kebijakan penyesuaian harga gas dari Kementerian ESDM akan meningkatkan daya saing industri nasional, termasuk industri pupuk. Karena gas alam merupakan bahan baku penting untuk memproduksi pupuk bersubsidi jenis Urea, NPK, dan ZA. Komponen biaya gas memiliki porsi hingga 70 persen dalam struktur biaya produksi pupuk Urea. “Dengan penyesuaian harga gas ini dampaknya akan mendukung ketahanan pangan nasional," ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi.
Penyesuaian harga gas bumi diatur untuk tujuh. sektor, salah satunya industri pupuk. Harga pada titik serah pengguna (plant gate) di kisaran US$ 6 per MMBTU (Million British Thermal Units). “Dengan penyesuaian harga gas terbaru ini, kami memproyeksikan Petrokimia Gresik dapat menghemat biaya sebesar Rp 743,97 miliar,” ujar Rahmad.
Penyesuaian harga gas membantu meningkatkan efisiensi perusahaan untuk menghadapi persaingan global. Efisiensi ini sejalan dengan program Transformasi Bisnis Petrokimia Gresik sejak 2019 melalui perbaikan dan peningkatkan efisiensi value chain. Tahun ini Petrokimia Gresik juga akan bertransformasi dari Single Industry Firm menjadi Related Diversified Industry dengan meneruskan hilirisasi produk. Salah satunya adalah Soda Ash, yang memanfaatkan 174 ribu ton gas CO2 hasil samping dari Pabrik Amoniak.(*)