Ansor Serukan Jihad Melawan Narkoba
Selasa, 26 Juni 2018 20:41 WIB
INFO BISNIS - Pada 2020-2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Saai itu akan menjadi tahun emas bagi Indonesia mengingat jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) diperkirakan akan mencapai 70 persen. Sementara sisanya, yakni 30 persen berisi angkatan tidak produktif (65 tahun ke atas dan 14 tahun ke bawah).
Bonus demografi akan memberikan keuntungan bagi Indonesia karena sumber daya manusia (SDM) yang melimpah. Tetapi bisa juga menjadi malapetaka manakala jumlah SDM yang secara kuantitas tersebut melimpah, tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM. Apalagi di waktu bersamaan, Indonesia dihantui dengan derasnya peredaran narkoba yang kian masif. Merujuk pada temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Pusat Penelitian Kesehatan Uiversitas Indonesia yang dirilis tahun 2017, disebutkan bahwa sekitar 1,77 persen penduduk Indonesia atau setara dengan 3,3 juta jumlah penduduk Indonesia, terjerumus pada penyalahgunaan narkoba dan mengakibatkan kerugian Rp 84,7 triliun.
Melihat fenomena itu, Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) di bawah naungan Pimpinan Pusat GP ANSOR menilai hal tersebut patut direspon, terlebih berkenaan dengan momentum peringatan Hari Anti Narkotika Internasional pada 26 Juni 2018. Sebagai alasan, respon atas fenomena maraknya penggunaan obat terlarang agar bonus demografi tidak mengalami hambatan. Pasalnya, usia produktif harus mempunyai performa yang baik sebab jika tidak,akan merugikan masa depan Indonesia.
Untuk mengatasi hal itu, BAANAR telah melakukan sosialisasi dan aksi melalui sistem kaderisasi di internal GP ANSOR sebagai sebuah ikhtiar memberantas penyalahgunaan narkoba. Sosialisasi dilakukan secara masif karena alarm bahaya narkoba sudah berbunyi darurat.
Selain itu, langkah-langkah yang diambil BAANAR sebagai upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba, tentu tidak bisa dilepaskan dari semangat zaman. “Kerap kita mendengar kata hijrah dan jihad dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini coba kita kontekskan dengan semangat pemberantasan penyalahgunaan narkoba, yang tentunya akan membawa dampak positif. Jihad melawan narkoba dan hijrah untuk hidup yang lebih sehat tanpa narkoba,” kata Kepala BAANAR Nasional PP GP ANSOR Saleh Ramli.
Langkah ini akan terus dikampanyekan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia sosial media. Kader Ansor yang berjumlah tidak kurang lima juta orang di Indonesia, menjadi modal sosial yang besar untuk terus mengkampanyekan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. “Dengan SDM Ansor yang melimpah, akan kita kerahkan untuk mengkampanyekan pemberantasan penyalahgunaan narkoba melalui kegiatan yang sesuai kebutuhan masyarakat, menyenangkan, dan memberikan harapan tentang masa depan bagi kaum muda Indonesia,” ujar Saleh Ramli.
Di sisi yang lain, kampanye di media sosial akan terus dilakukan.Sebab, beberapa literasi meyebutkan bahwa modus pengedaran obat-obatan terlarang kian canggih,salah satunya memanfaatkan kemajuan tekhnologi dan informasi. “Langkah ini dinilai sangat efektif karena banyaknya pengguna sosial media, terlebih anak muda,” ucap Saleh Ramli. (*)