Tidur Nyaman, Tumbuh Kembang Optimal
Rabu, 26 Mei 2010 00:15 WIB
Adil memang sangat perhatian pada putrinya yang kini berusia satu tahun tujuh bulan itu. Apalagi Arleta dilahirkan secara prematur. “Dengan kondisi seperti itu, sebagai orang tua tentunya kami sadar betul, ini perlu handling yang tepat untuk tumbuh kembangnya,” ujar sosok yang juga berprofesi sebagai guru vokal di sekolah musik ini.
Adil juga mengerti bahwa usia Arleta kini berada dalam periode emas, yaitu saat di mana buah hatinya sangat membutuhkan perhatian sehingga perkembangan otaknya bisa optimal. “Karena itu, paling tidak kami bisa memenuhi semua nutrisi dan stimulasi agar perkembangan otak Arleta bisa optimal,” katanya. Ikan salmon, contohnya, dipilih karena mengandung DHA atau omega- 3 yang baik untuk perkembangan otak anak. Selain itu, dia dan istrinya pun kompak saling dukung untuk bisa terus memantau tumbuh kembang sang buah hati. “Paling tidak setiap libur atau pulang kantor bisa main bersama sambil ‘ngobrol’. Atau mendongeng saat dia mau tidur,” tambahnya.
Dari hasil penelitian, bahkan disebutkan bahwa perkembangan otak anak dimulai dari masa kehamilan hingga sekitar usia anak empat tahun. Karena itu sedari hamil dan menyusui dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung omega-3. Begitu disebutkan hasil penelitian Dr. Isabelle Marc, dokter anak dari Laval University, Kanada. ”DHA sangat membantu perkembangan sel otak bayi, termasuk pada bayi yang lahir prematur,” ujar Marc.
Terpenting lagi adalah waktu istiraha si kecil. Karena saat tidur dalam fase REM (rapid eye movement), aliran darah ke sel otak anak meningkat. Pada fase ini sel-sel otak akan bertumbuh dengan cepat. Pada saat yang sama otak anak akan mengalami rangsangan yang diperoleh dari pengalaman atau aktivitas selama berinteraksi dengan lingkungannya. Itulah mengapa terkadang si kecil tertawa atau menangis dalam tidur. Di pagi hari, siang atau saat mereka terjaga, mereka menangkap, mempelajari semua keadaan di sekitarnya. Ketika mereka tidur, disitulah otak merecall “hasil rekaman “ dari semua yang mereka lihat dan alami.
Karena itulah, menurut Risa, sebaiknya memilih diaper yang memiliki banyak varian dan kemasan. “sehingga mudah mengaplikasikannya sesuai kebutuhan,” katanya. Terpenting juga pilihlah diaper yang dibuat dari bahan non woven, dengan tingkat kelembutan yang berbeda. Bahan non woven adalah bahan selembut kain yang melapisi diaper di bagian belakang sehingga terasa sangat lembut dikulit bayi. Pori-porinya pun halus sehingga sirkulasi udara lebih lancar dan bayi tidak merasa kepanasan atau bahkan iritasi.
Bersikap bijak terhadap si kecil, pasti akan membuat Anda bangga padanya kelak. TIM INFO TEMPO