Genjot Kredit di 2023, Ini Strategi Bank Jago
Rabu, 1 Februari 2023 20:40 WIB

MEMO BISNIS – PT Bank Jago Tbk (ARTO) akan menggenjot penyaluran kredit pada sejumlah partner yang terafiliasi. Untuk itu, ragam strategi bisnis di tahun 2023 dipersiapkan.
Bank Jago akan fokus untuk memperdalam kolaborasi dengan sejumlah partner, terutama yang selama ini belum tergarap optimal. Salah satu yang diincar adalah memperbesar kerja sama pembiayaan kepada PT BFI Finance Tbk (BFIN).
“Selama ini kami sudah bekerja sama kredit dengan BFI Finance, namun masih ada ruang yang besar untuk ditingkatkan,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menjawab pertanyaan seputar kolaborasi Bank Jago dan BFI Finance dalam pertemuan dengan sejumlah media massa, Selasa 31 Januari 2023.
Potensi besar kolaborasi dengan BFI Finance, kata Kharim, terletak pada skema pembiayaan bersama atau joint financing. Dengan skema ini Bank tidak terkena batas maksimum penyaluran kredit (BMPK) sehingga bisa menyalurkan kredit dengan jumlah besar.
“Berkolaborasi dengan sejumlah partner termasuk BFI Finance, memampukan kami menjangkau masyarakat luas untuk menyalurkan pembiayaan. Ini merupakan cara kami menyalurkan kredit secara cepat dengan risiko yang terukur,” kata dia.
Untuk membiayai penyaluran kredit baru, BFI Finance secara rutin melakukan pendanaan melalui kerja sama dengan perbankan serta menerbitkan obligasi. Kerja sama pembiayaan inilah yang diincar oleh Bank Jago untuk diperbesar pada tahun ini.
Rencana kolaborasi Bank Jago dan BFI Finance tersebut didukung data penjualan mobil yang terus bertumbuh. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menunjukan penjualan mobil baru mencapai 1,05 juta unit pada 2022, naik 18,1 persen dari setahun sebelumnya yang tercatat 887 ribu. Gaikindo menargetkan penjualan pada 2023 akan sama dengan tahun lalu.
Sementara itu data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) mengungkapkan bahwa penjualan motor baru selama 2022 mencapai 5,22 juta unit motor, naik 3,2 persen secara yoy. AISI berharap penjualan motor tahun ini di kisaran 5,1 juta sampai 5,4 juta unit.
Potensi bagi kerja sama Bank Jago dan BFI Finance masih bertambah dari penjualan mobil dan motor bekas pakai atau second hand. Meski demikian, ada sejumlah tantangan yang menanti seperti kenaikan suku bunga kredit, inflasi global yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi, hingga pandemi Covid-19 yang belum usai dan terus memunculkan varian baru.
Menurut Kharim Siregar, keunggulan Bank Jago dalam kerja sama pembiayaan adalah portofolio dana murah yakni tabungan dan giro (current account saving account/CASA) yang cukup besar. Hal ini mendorong biaya dana (cost of fund) menjadi rendah.
Pada September 2022, rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71 persen. Rasio ini setara dengan sejumlah bank besar yang memiliki CASA besar. Adapun cost of fund Bank Jago di kisaran 2 persen.
“Meski ada kenaikan suku bunga acuan, kami meyakini biaya dana akan terjaga di level rendah dan kompetitif. Hal ini tentunya didukung oleh rasio CASA yang besar yang merupakan hasil dari jumlah nasabah Aplikasi Jago yang terus bertumbuh,” ujarnya.
Kharim menuturkan, pihaknya juga akan memperdalam kolaborasi pembiayaan dengan GoTo Financial, anak usaha PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Sejumlah inisiatif telah disiapkan oleh Bank Jago dan akan diluncurkan pada tahun ini.
“Kami ingin menjadi bank berbasis teknologi yang tertanam di berbagai ekosistem terbaik. Jadi bukan hanya satu atau dua ekosistem, namun berbagai ekosistem,” ujarnya.
Hingga September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi yang berasal dari startup digital, multifinance, hingga institusi keuangan digital lainnya. Adapun sebanyak 32 institusi bekerja sama dengan Bank Jago dalam penyaluran partnership lending.
Selama ini, kata Direktur Bank Sonny Christian Joseph, Bank Jago menyalurkan pembiayaan melalui dua pilar, yakni kemitraan dengan institusi keuangan seperti fintech lending dan kemitraan dengan platform digital dalam suatu ekosistem.
“Nah, tahun ini, kami akan menambah satu pilar lagi, yakni direct lending atau pembiayaan langsung melalui aplikasi. Setelah kami meluncurkan aplikasi pada 2021, dan memahami kebiasaan nasabah, kami merasa ini momen yang tepat untuk masuk ke segmen pembiayaan ini. Tunggu tanggal mainnya,” kata Sonny.