Kementerian PUPR Percepat Pembangunan Waduk Keureto
Kamis, 12 Mei 2022 17:47 WIB
INFO BISNIS – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) tengah mempercepat progres pembangunan Waduk Keureuto yang termasuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Bila selesai, waduk yang berada di Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara ini diklaim dapat mengendalikan banjir di kawasan tersebut.
Progres fisik pembangunan Waduk Keureuto sudah mencapai 65,63 persen. Diperkirakan konstruksinya selesai tahun depan. Masyarakat pun dapat segera memanfaatkan waduk ini.
Waduk Keureuto memiliki fungsi utama untuk menampung air dari sungai Krueng Keureuto. Sungai ini diketahui merupakan penyebab utama terjadinya banjir pada Kota Lhoksukon dan sekitarnya. Menteri PUPR Basuki Hadimoeldjono pernah mengatakan, Sungai Krueng Keureuto memiliki tipe cabang kipas dengan beberapa anak sungai.
“Terdapat 6 (enam) anak sungai yang memberikan kontribusi aliran ke dalam alur Krueng Keureuto, sehingga menyebabkan puncak banjir yang tinggi di daerah hilir,” kata Menteri Basuki.
Memiliki kapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik, Bendungan Keureuto dirancang untuk menampung banjir sekitar 30,39 juta meter kubik atau sebesar 501,49 meter kubik per detik. Karena itulah, kehadiran bendungan ini dinilai mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di Kawasan Aceh Utara.
Selain itu, Waduk Keureuto akan difungsikan untuk menyediakan air irigasi yang mampu mengairi lahan seluas 9.420 hektar yang terdiri dari intensifikasi Daerah Irigasi (DI) Alue Ubay seluas 2.743 hektar dan ekstensifikasi DI Pasee Kanan seluas 6.677 hektar.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I Heru Setiawan mengatakan Waduk Keureuto akan memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat setempat. “Waduk ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 meter kuvuk per detik, dan dimanfaatkan juga sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 6,34 MW,” ujar Heru.
Waduk Keureuto merupakan salah satu bendungan terbesar di Sumatera yang dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh. Pembangunan bendungan yang dibangun sejak tahun 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp 2,68 triliun ini dilaksanakan secara bertahap melalui empat paket.
PT. Brantas Abipraya (Persero)-PT. Pelita Nusa Perkasa (KSO) untuk paket 1, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk paket 2, PT. Hutama Karya-Perapen untuk paket 3, dan Abipraya – Indra – Nusa, KSO untuk Paket Penyelesaian.(*)