Belum Ada Riset Kaitkan BPA di AMDK dengan Infertilitas
Senin, 7 Februari 2022 19:18 WIB
INFO BISNIS-Tuduhan BPA dalam air kemasan yang bisa menyebabkan infertilitas harus dibuktikan melalui riset antar Sentra Penelitian. Dia mengatakan diperlukan penelitian antar center untuk benar-benar membuktikan ada kaitan antara kandungan BPA dalam air kemasan dengan infertilitas.
Kalau baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, perlu berhati-hati untuk menyampaikannya ke publik. “Itu masih butuh riset multi center saya kira agar menjadi bukti yang kuat,” ujar Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG.
Dia mengatakan informasi itu perlu melihat hasil penelitian dari sentra pendidikan di UGM, UNAIR, UI, ditambah di Singapura, AS dan di negara-negara lain. “Setelah itu baru hasilnya dipadukan dan dilihat seperti apa kesimpulannya,” katanya.
Pendapat kepala BKKBN ini membantah spekulasi yang disebarkan sejumlah pihak yang anti terhadap penggunaan air kemasan galon polikarbonat yang digunakan masyarakat selama puluhan tahun secara aman. Keamanan air kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat mendapat serangan kampanye negatif sejak beredarnya galon kemasan PET sekali pakai di masyarakat.
Untuk membantah kampanye negatif tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menegaskan ir kemasan galon guna ulang aman untuk digunakan, baik oleh anak-anak dan ibu hamil. Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang yang dihembuskan pihak-pihak tertentu adalah hoax.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo, mengatakan belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. Menurutnya, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment. “Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian aii galon itu menyebabkan kanker,” ujarnya.
Alamsyah Aziz, Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), mengatakan dia tidak pernah menemukan gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon. (*)