Ekonomi Sirkular, Solusi Atasi Sampah Plastik
Jumat, 4 Juni 2021 13:59 WIB
INFO BISNIS-Timbunan limbah plastik sebagai dampak penggunaan berbagai jenis plastik dalam jumlah besar, baik oleh industri maupun rumah tangga,memerlukan kerjasama dari berbagai pihak dalam pengelolaannya. Salah satu solusi yang marak digiatkan adalah bagaimana limbah plastik dapat didaur ulang dan memiliki nilai sosial ekonomi bagi masyarakat.
Pemerintah selalu berupaya dan mendukung langkah-langkah positif dalam menangani permasalahan pengelolaan sampah. Saat ini, ada tiga pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan zero waste melalui perubahan perilaku, pendekatan teknologi, dan pendekatan ekonomi sirkular. “Prinsip 3R yaitu reduce, reuse, recycle, dan ekonomi sirkular,” ujar Direktur Jenderal PLSB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rosa Vivien.
Menurutnya pendekatan ekonomi sirkular merupakan kerjasama saling menguntungkan karena sampah plastik mendatangkan nilai ekonomi baru sekaligus mengurangi timbunan sampah yang akhirnya berdampak positif pada lingkungan.
Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) sependapat jika kegiatan daur ulang limbah plastik menggerakan kegiatan ekonomi berbasis sirkular. “Beberapa jenis plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya plastik jenis PET yang memiliki demand tinggi di industri daur ulang," kata Ketua UmumAsosiasi ADUPI Christine Halim.
Sejak dibentuk pada 2015, ADUPI yang memiliki 499 anggota di tujuh provinsi yang terdiri dari pengepul sampah plastik partai besar dan pabrik daur ulang. Mereka aktif melakukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku untuk dijadikan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.
Bisnis daur ulang plastik memiliki potensi yang besar. Dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang di ADUPI mencapai 400 ribu ton per tahun. Menurut Christine,saat ini ADUPI berkolaborasi dengan Le Minerale dalam upaya proses daur ulang botol PET yang mendukung ekonomi sirkular melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale (GESN).(*)