Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknologi Pintar Selandia Baru untuk Industri Makanan dan Minuman

Jumat, 7 Mei 2021 11:11 WIB

Iklan

INFO BISNIS - Sebagian besar pelaku usaha belum sepenuhnya menerapkan praktik  Industri 4.0 seperti yang dicita-citakan dalam rencana “Making Indonesia 4.0” oleh Kementerian  Perindustrian (Kemenperin).

Salah satu alasan dari lambatnya  adopsi tersebut adalah kurangnya pasokan teknologi yang sesuai dan penyedia teknologi yang mahir di Indonesia. Hal ini dibahas pada live webinar, Industry 4.0: How smart plant  technologies support efficiency, safety and competitiveness of F&B manufacturing for the global  stage yang diadakan  New Zealand Trade & Enterprise (NZTE). 

Selandia Baru telah memanfaatkan perpaduan teknologi yang menggabungkan aspek fisik,  digital, maupun kombinasi antara kedua aspek tersebut. Badan pemerintah dan perusahaan  asing di Selandia Baru menyediakan peluang untuk mendukung manufaktur makanan dan minuman (mamin) Indonesia  menerapkan teknologi pintar yang bertujuan meningkatkan efisiensi serta keselamatan  operasional pabrik.

“Teknologi pintar tersebut antara lain teknologi  sistem keamanan tinggi yang dapat membantu mengelola keselamatan dengan mengurangi  kontak antar sesama manusia, sistem pendingin udara yang fleksibel, rekayasa industri virtual  yang mempermudah analisa data dan pengambilan keputusan, dan teknologi virtual untuk K3L  (Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Lingkungan),” ujar Diana Permana, Komisaris  Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut data yang dipaparkan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan  Minuman Indonesia (GAPPMI), Adhi S. Lukman, 49,2 persen dari PDB Indonesia adalah  pengeluaran makanan dan 16,9 persen berasal dari makanan olahan.

Pertumbuhan industri  mamin mengalami penurunan dari 7,8 persen pada tahun 2019 menjadi 1,5 persen pada tahun  2020 akibat gangguan pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan masih banyaknya  manufaktur mamin Indonesia yang beroperasi secara manual dengan kendali manusia secara  penuh.

“ Teknologi Industri 4.0 menghadirkan digitalisasi dan Human Machine Interface (HMI). Inovasi  tersebut akan memajukan industri mamin Indonesia dari operasional secara manual menjadi  serba otomatis, lalu menjadi operasional secara otonom, sehingga mendukung manufaktur menjalankan operasionalnya dengan hemat biaya, waktu, aman dan berkelanjutan,” kata Adhi. (*)

Iklan

OCBC Dukung UMKM Lewat Ruang Kreasi by OCBC

54 hari lalu

OCBC Dukung UMKM Lewat Ruang Kreasi by OCBC

Sinar Mas Land Gelar Festival Pasar Rakyat Go Digital

6 Februari 2024

Sinar Mas Land Gelar Festival Pasar Rakyat Go Digital

Kota Deltamas Selenggarakan Festival Kebudayaan Jepang, Bertajuk Deltamas Matsuri 2023

6 Februari 2024

Kota Deltamas Selenggarakan Festival Kebudayaan Jepang, Bertajuk Deltamas Matsuri 2023

200 Sambungan Rumah Terpasang di Timor Tengah Selatan

23 Januari 2024

200 Sambungan Rumah Terpasang di Timor Tengah Selatan

Gerakan Donasi Mukena untuk Pemberdayaan Perempuan

22 Januari 2024

Gerakan Donasi Mukena untuk Pemberdayaan Perempuan

Summarecon dan SouthCity Investasi Untuk Bangun Mal di Kawasan SouthCity

21 Januari 2024

Summarecon dan SouthCity Investasi Untuk Bangun Mal di Kawasan SouthCity

Penyebab Cedera Lutut saat Olah Raga

18 Januari 2024

Penyebab Cedera Lutut saat Olah Raga

Cegah Kanker Prostat dengan Deteksi Dini

18 Januari 2024

Cegah Kanker Prostat dengan Deteksi Dini

Waspadai Penyakit Low Back Pain Menyerang Usia Muda

18 Januari 2024

Waspadai Penyakit Low Back Pain Menyerang Usia Muda

Deteksi Dini Kanker Payudara

10 Januari 2024

Deteksi Dini Kanker Payudara