Industri Manufaktur Didorong Manfaatkan Otomatisasi
Rabu, 24 Februari 2021 18:40 WIB
JAKARTA –Universal Robots (UR), pemimpin pasar teknologi robot kolaboratif (cobots) yang berbasis di Denmark, mendorong perusahaan manufaktur local segera mempercepat pengadopsian otomatisasi robot dan meningkatkanproduktivitas, sekaligus mengurangi tingkat kecelakaan kerjaa.
Di Indonesia, dalam dua tahun terakhir, terjadi peningkatan kecelakaan kerja yang sangat signifikan, naik 52 persen dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 114 ribu kasus di 2019 menjadi 177 ribu kasus di 2020. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (BPJS) Ketenagakerjaan atau PT. Jamsostek mencatat, 12 pekerja di Indonesia mengalami cacatpermanen dan tujuh pekerja meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan di tempat kerja.
Kecelakaan kerja terbesar disumbang sektor manufaktur dan konstruksi sebesar 63,6 persen; transportasi 9,3 persen, kehutanan 3,8 persen, pertambangan 2,6 persen dan sisanya 20,7 persen.
Saat ini, sebagian besar perusahaan manufaktur lokal menghadapi kurangnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, yang membuat produktivitas dan pertumbuhan terhambat.
Data Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia pada 2020, 57,5 persen dari total 126,51 juta penduduk yang bekerja memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ini sangat mempengaruhi rendahnya kesadaran pekerja akan pentingnya budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
“Teknologi Cobots diciptakan untuk membantu melaksanakan tugas-tugas yang mungkin berbahaya atau rawan cedera bagi manusia. Cobot juga dapat melindungi seseorang dari resiko cedera karena mengerjakan tugas yang terus berulang dan berbahaya di sektor manufaktur,” kata Regional Director of Asia Pacific di Universal Robots James McKew.
Sistem keselamatan Universal Robots memungkinkan perusahaan menyesuaikan berbagai macam parameter untuk meminimalisir resiko dengan penerapan aplikasi robot industri. Peningkatan produktivitas, yang dibarengi dengan desain solusi cobot yang aman dan inheren, menunjukkan teknologi otomasi terbaru ini dapat mengurangi hingga 72 persen penyebab umum kecelakaan kerja di perusahaan manufaktur.