Layanan Jasa on-demand Lifestyle Pasca GoLife Tutup
Rabu, 23 Desember 2020 19:05 WIB
INFO BISNIS -- Berbulan setelah GoLife resmi menutup layanan nya, para kompetitor sejenis seperti halojasa, Seekmi, Sejasa, dan lain nya, masih berdiri, apa yang salah?GoLife adalah anak perusahaan dari Gojek, dengan sub-bisnis yang berfokus pada layanan jasa on-demand berupa kebutuhan lifestyle seperti pijat dan jasa kebersihan.
Setelah di akhir 2019 kemarin mereka memutuskan untuk menutup sebagian besar produk GoLife seperti GoGlam, GoFix, GoAuto, dan beberapa lain nya. Namun jika ditilik lebih dalam, mengapa beberapa kompetitor nya masih eksis? Apakah penutupan ini disebabkan oleh pandemi? Atau ada maksud lain di luar ini semua?
“Menurut saya, penutupan GoLife itu lebih kepada corporate action ya, bukan karena market failure.” ujar Hengky Budiman, CEO halojasa. Dia mengatakan penutupan GoLife bukan karena force majeur seperti pandemi dan juga bukan kegagalan penetrasi produk ke pasar, namun memang strategi internal perusahaan, yakni Gojek.
Menurut Hengky, Halojasa mengalami pertumbuhan GTV (Gross Transactions Value) hingga 180 persen Ia menambahkan, peningkatan GTV halojasa di bulan ketika GoLife tutup permanen menunjukkan bahwa GoLife adalah bukti dari bisnis model yang sukses, khusus nya pada sektor jasa in-home services ini.
Menilik kilas balik GoLife sebelum menutup permanen layanan nya, mereka sempat secara total menyetop layanannya. Ketika pandemi mulai sejak awal Maret, GoLife mengambil langkah keras dengan menutup operasional bisnis secara sementara. Tak ada mitranya yang beroperasi, inilah yang menjadi percikan awal keputusan GoLife untuk akhirnya tutup.
Padahal, dengan struktur teknologi yang sudah dikembangkan, GoLife merupakan salah satu dominator sektor bisnis ini. Sementara nama lain seperti Seekmi, Sejasa, dan halojasa selalu tertutup.
Jika GoLife saja yang besar tumbang, lantas kenapa yang kecil masih bertahan? Maka jawaban nya adalah perubahan aspek bisnis. Layanan pembantu harian, pijat refleksi memang terbukti jadi layanan dengan demand tertinggi. Jadi, apakah layanan jasa on-demand lifestyle tetap bisa bertahan atau tergerus? Kelihaian dan manuver bisnis yang akan menentukan.(*)