Menteri Pertanian Temui Distributor Petrokimia Gresik
Jumat, 23 Oktober 2020 17:40 WIB
Di awal musim tanam Oktober 2020–Maret 2021 (Okmar), distributor resmi pupuk bersubsidi Petrokimia Gresik Wilayah Indonesia Timur mengikuti gathering dan mendengarkan arahan langsung dari Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Makassar, Selasa, 20 Oktober lalu.
Petrokimia Gresik senantiasa mendukung pemerintah dan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya menyukseskan musim tanam, salah satunya melalui pertemuan ini, yang merupakan rangkaian dari program “Petrokimia Gresik Siaga Musim Tanam”.
“Ini upaya pemerintah untuk menggali informasi terkait masalah di lapangan sehingga dapat segera dicarikan solusinya, serta menggali potensi di Indonesia Timur yang dapat dikembangkan untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo.
Berdasarkan data dari Perum BULOG, kemandirian pangan Indonesia Timur perlu terus ditingkatkan jika diukur dari komoditas atau produksi beras. Apalagi sekarang konsumsi masyarakat di sana banyak beralih dari sagu ke beras. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) mencoba untuk menumbuhkan sentra produksi tanaman pangan di beberapa kawasan Indonesia Timur, termasuk padi dengan varietas Gogo.
Mentan SYL berpesan kepada produsen pupuk dana distributor untuk menuntaskan tanggung jawab penyaluran pupuk bersubsidi dengan baik, apalagi Presiden RI telah menambah alokasi pupuk bersubsidi di awal musim tanam Okmar ini senilai Rp 3,14 triliun atau sekitar 1 juta ton.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Sarwo Edhy menuturkan, penebusan pupuk bersubsidi bagi petani yang belum menerima Kartu Tani di awal musim tanam Okmar hingga akhir 2020h dapat dilakukan dengan manual. Penggunaan Kartu Tani yang semestinya dimulai pada 1 September 2020 ditangguhkan hingga 31 Desember 2020.
Jumlah petani yang terdaftar dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) sebanyak 13,9 juta. Sedangkan Kartu Tani yang tercetak baru 9,3 juta, dan yang sudah diisi kuota serta dibagikan kepada petani hanya 6,2 juta kartu. Yang efektif digunakan baru 1,4 juta kartu. "Untuk itu dibutuhkan kinerja extraordinary untuk segera menuntaskan program ini," katanya.