Teknologi Terkini Deteksi Kanker di Hayandra Lab
Senin, 10 Agustus 2020 16:55 WIB
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang abnormal dan tidak terkontrol. Menurut data World Health Organization (WHO), pada 2014, terdapat 14 juta kasus baru dengan satu dari enam penderita meninggal dunia. Riset kedokteran menghasilkan banyak teknologi baru di bidang kanker, termasuk untuk deteksi dini pada kanker.
Untuk meredam tingginya risiko kanker, perlu dilakukan pencegahan dengan mendeteksi kanker melalui pemeriksaan DNA. Salah satu teknologi mutakhir untuk deteksi dini kanker pada DNA adalah menggunakan teknologi HY-Gene, genetic-related disease test dari HayandraLab. Ini teknik in house pertama di Indonesia yang menerapkan Next Generation Sequencing (NGS) dari California, Amerika Serikat.
Teknologi ini sangat sensitif dan akurat untuk mendeteksi mutasi penyakit pada DNA. Dengan teknik ini, DNA akan dibaca berulang sebanyak 300 kali agar menghasilkan hasil yang valid dan dapat dipercaya. “Hanya dengan 3 mL darah, DNA dapat dianalisis dan potensi risiko terhadap 74 jenis kanker serta lebih dari 40 sindrom dan disorder pada tubuh dapat diketahui. Hasil analisis ini tentunya akan membantu masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan secara dini” ujar Imam Rosadi, scientific director HayandraLab Jakarta.
Kanker payudara menempati posisi teratas sebagai kanker pada wanita di seluruh dunia,. Pentingnya deteksi dini pada kanker payudara dikarenakan pada saat kanker terdeteksi secara klinis, jumlah sel kanker biasanya sudah melebihi 1 milyar sel. “Dengan deteksi dini, diharapkan kanker payudara ditemukan pada stadium awal sehingga penderita dapat terhindar dari tindakan kemoterapi dan radiasi,” kata Sonar S. Panigoro, Kepala Departemen Medik Ilmu Bedah FKUI-RSCM yang juga konsultan di Klinik Hayandra.
Berikutnya kanker kolorektal merupakan jenis kanker lain yang menempati urutan ketiga dalam hal insidens, namun menjadi penyebab kematian akibat kanker kedua tertinggi di dunia. Terapi kanker kolorektal yang sudah menyebar (metastasis) menjadi lebih kompleks serta harus menimbang banyak hal, seperti usia, penyakit penyerta, pertimbangan operasi atau tidak operasi serta jenis obat adjuvant yang dapat diberikan. “Pemeriksaan biomarker dapat membantu mengoptimalkan pemilihan terapi, mengurangi efek samping obat-obatan, meningkatkan kualitas hidup serta meningkatkan kepatuhan berobat,” ujar dokter Fajar Firsyada, Kepala SMF Bedah Digestif dari RS Kanker Dharmais.