INFO NASIONAL – Guna mengatasi sulitnya akses air bersih, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI), Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), bersama PDAM Surabaya, meresmikan program master meter untuk penyediaan air minum komunal di Bubutan, Surabaya, 22 Maret 2019. Program ini akan menyediakan air minum bagi 6.000 masyarakat berpenghasilan rendah melalui 1.200 sambungan rumah.
Program ini menyediakan solusi alternatif untuk melayani Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) perkotaan yang tinggal di permukiman informal seperti di gang-gang sempit dan tidak memiliki lahan. Selama ini, PDAM kesulitan untuk menyediakan akses air bersih melalui sambungan reguler bagi MBR. Sebab, pipa PDAM harus ditanam pada kedalaman 1,7 meter. Di wilayah pemukiman informal yang sempit, itu tidak bisa dilakukan.
Sistem layanan air minum komunal atau master meterjadi solusi yang tepat. Master meter yang tersambung dengan pipa lebih kecil ke rumah-rumah warga membantu kesulitan itu. Melalui program ini, PDAM cukup menyediakan infrastruktur dan layanan hingga ke master meter, dan masyarakat dengan dukungan dari program terkait, yang akan mengelola distribusi air, termasuk operasional dan pemeliharaannya.
Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI), Titie Sadarini mengatakan, Kemitraan keberlanjutan untuk program Master Meter di Surabaya diharapkan mampu membangun sekitar 30 sistem master meter yang melayani lebih dari 6.000 masyarakat. Dari jumlah itu, 20 di antaranya didukung oleh CCFI. Pembangunan ini diharapkan selesai pada Agustus 2019.
“Melalui kemitraan dengan USAID IUWASH PLUS Coca-Cola turut mendukung pembangunan sistem master meter yang akan meningkatkan akses air minum bagi masyarakat di wilayah ini dan sekitarnya. Sekitar 880 rumah tangga akan mendapat dampak dari program ini,” ujar Titie Sadarini.
“Kami bangga bahwa kami telah bermitra dengan Pemerintah Indonesia, dan meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi hampir lima juta penduduk Indonesia. Kami ingin melanjutkan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mencapai TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) di bidang air minum, sanitasi dan perilaku higiene pada tahun 2030. Juga, memastikan akses setara bagi kelompok miskin dan terpinggirkan,” ujar Direktur USAID, Erin E. Mckee.
TPB 6 adalah air untuk semua pada tahun 2030. Artinya, tidak boleh ada satu orang pun yang tertinggal dan tak mendapatkan air bersih. Namun, hingga hari ini, miliaran orang masih hidup tanpa akses air minum aman. Hari Air Sedunia 2019 berfokus pada upaya untuk mengatasi krisis air dengan cara menyelesaikan masalah mengapa masih banyak orang tertinggal—terutama masyarakat berpenghasilan rendah yang sering terlupakan dan kadang menghadapi tantangan untuk mengakses air aman dan berkelanjutan.
Melalui kemitraan multipihak yang melibatkan USAID IUWASH PLUS, PDAM Surabaya, dan beberapa mitra swasta, termasuk CCFI, program Master Meter tersebut dikembangkan. “Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen untuk menyediakan akses yang terjangkau bagi semua, termasuk MBR. Tingkat akses air minum di Surabaya saat ini sudah mencapai 98 persen, sebagian besar sisanya (yang belum terjangkau) berada di area yang sulit. Program Master Meter merupakan salah satu terobosan untuk mencapai akses 100 persen,” kata Direktur Pelayanan PDAM, Anizar Firmadi. (*)
