INFO BISNIS - Hunian vertikal menjadi solusi bagi problematika makin terbatasnya lahan hunian untuk tempat tinggal di wilayah perkotaan. Sekarang ini banyak developer menawarkan hunian vertikal seperti apartemen dengan berbagai keunggulan dan fasilitas, baik itu developer besar maupun yang baru memulai peruntungan manisnya bisnis properti apartemen.
Praktisi branding properti yang juga Marketing Manager Cimanggis City, Widodo, mengatakan seiring dengan berjalannya waktu, tidak semua developer sukses dalam memasarkan produknya ke masyarakat luas. Akhirnya, proses pembangunan belum selesai, dengan terpaksa berhenti di tengah jalan sampai akhirnya gagal diserahterimakan ke para pembeli. “Jika sampai terjadi seperti ini, sudah barang tentu nama baik jadi taruhan,dan akhirnya tidak mendapat kepercayaan lagi dari masyarakat luas. Penyebab dari ketidak berhasilan ini bukan karena masalah turunnya minat masyarakat untuk membeli hunian, tapi terkadang hanya masalah strategi cara memasarkan yang masih kurang tepat,” ujarnya.
Jadi menurutnya, pengenalan produk properti khususnya apartemen, sudah seharusnya dapat dilakukan dengan tepat dan disesuaikan sama target yang akan dituju. Misalnya dari sisi harga. Jika harga apartemen sekitar kurang dari Rp 1 miliar, sudah tentu cara memasarkan dan mempromosikan berbeda dengan harga apartemen dengan harga di atas Rp 1 miliar. “Kita harus bisa memahami karakteristik calon konsumen yang mampu beli dengan harga di bawah Rp 1 miliar atau lebih, termasuk demografinya sampai pada kehidupan sehari-harinya,” katanya
Jika punya data, tentu akan mempermudah bagaimana caranya produk properti apartemen tersebut dikomunikasikan, sehingga mempermudah untuk dipasarkan walaupun sebenarnya apartemen itu bisa dibeli orang mana saja. Akan tetapi, biasanya persentase terbesar dari pembeli adalah dalam jarak radius lima kilometer dari lokasi proyek. “Dari segi konten yang akan dikomunikasikan juga kita harus paham betul. Misalnya masalah warna ataupun bentuk desain dari marketing tools, itu juga harus disesuaikan dengan harga apartemen yang akan dijual,” ucapnya.
Kegiatan pemasaran yang mengutamakan penjualan langsung, ini sangat erat kaitanya dengan aktifitas kegiatan marketing. Misalnya dengan mengadakan kegiatan pameran di mall-mall yang strategis dan tingkat pengujung sesuai dengan target yang akan dicapai, melaksanakan kegiatan spesial event di lokasi kantor pemasaran, pemasangan spanduk, bilboard, iklan di radio, TV, media cetak, media online, medsos dan lainnya. Untuk kegiatan spesial event, harus dikonsep dengan sangat menarik. Tujuannya adalah, agar tim sales yang mengundang customer dapat dengan mudah dapat dilaksanakan setiap bulan dengan tema berbeda-beda.
Hubungan dengan media pemberitaan juga harus dibina dengan sangat baik. Karena nantinya media inilah yang akan menyampaikan bagaimana progres pembangunan berjalan, informasi mengenai kegiatan-kegiatan promosi yang sedang dijalankan dan lain sebagainya.
Berpromosi di internet saat ini adalah suatu keharusan. Tahap awal bisa dilakukan dengan pembuatan website yang isinya mengenai informasi produk yang akan dipasarkan. “Pada media internet kita dapat menemukan calon customer yang kita targetkan. Bisa lewat portal-portal online ataupun lewat media sosial,” tuturnya.
Setelah kegiatan-kegiatan pemasaran berjalan, hal yang paling penting adalah mengenai kemampuan tim-tim sales penjualan. Tim ini harus benar-benar militan, untuk mencari calon customer agar produk yang ditawarkan benar-benar terjual dengan baik. (*)
