Berinvestasi Pada Perempuan Petani, Indonesia Lebih Berdaya Sejahtera
Rabu, 28 Maret 2018 20:15 WIB
INFO BISNIS - Meningkatkan investasi pada pemberdayaan perempuan petani adalah hal penting dalam upaya mensejahterakan rakyat Indonesia. Sebab mereka memiliki potensi besar, namun selama ini terhambat oleh rendahnya akses terhadap aset, pelayanan publik, dan proses pengambilan keputusan.
Data Badan Pusat Statistik 2013 menyebutkan tujuh juta orang atau 23 persen petani di Indonesia adalah perempuan. Mayoritas perempuan petani adalah buruh tani yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sebab mereka diupah hingga 50 persen lebih rendah daripada petani laki-laki dengan jam dan beban kerja yang sama.
Millennium Challenge Account – Indonesia (MCA-Indonesia), lembaga wali amanat di bawah Bappenas yang bertujuan mengentaskan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi, percaya integrasi gender dan inklusi sosial sangat penting dalam perencanaan serta implementasi programnya. Maka, MCA-Indonesia telah mengalokasikan dana khusus untuk mendukung proyek-proyek dengan pemberdayaan ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat, termasuk para perempuan petani.
“Ada pembelajaran penting yang kami petik dari implementasi proyek MCA Indonesia untuk pemberdayaan ekonomi perempuan. Salah satunya adalah, ternyata dengan membuka akses kepada perempuan petani terhadap pengetahuan dan keterampilan baru, dampaknya terhadap meningkatnya ekonomi keluarga sangat signifikan,” tutur Direktur Inklusi Sosial dan Gender MCA-Indonesia, Dwi Rahayu Yuliawati-Faiz.
Kata Dwi, peningkatan ini tidak hanya berdampak pada meningkatnya posisi tawar perempuan dalam rumah tangga, tetapi juga di tingkat komunitas. Pemberdayaan petani juga merupakan fokus bagi CROWDE, perusahaan rintisan yang menghadirkan platform terbuka, di mana masyarakat dapat menanamkan investasi untuk membantu permodalan para petani.
“Saat ini, skema pembiayaan bank-bank di Indonesia masih sulit dijangkau oleh petani, terlebih bagi perempuan petani. Situasi ini banyak dimanfaatkan oleh lintah darat dan tengkulak dengan mengambil keuntungan dari petani melalui cara yang seringkali keliru. Karena itu, kualitas hidup sebagian besar petani pun sulit meningkat karena terlibat dengan permasalahan jerat utang berbunga tinggi,” ucap Chief Executive Officer CROWDE, Yohanes Sugihtononugroho.
MCA-Indonesia dan CROWDE sepakat bekerja sama mendorong crowd-investment atau investasi gotong royong untuk semakin memberdayakan para perempuan petani, termasuk mereka yang sebelumnya terlibat dalam kegiatan MCA-Indonesia. Crowd-investment di platform CROWDE menjadi wujud gotong royong untuk memberdayakan perempuan petani di Indonesia.
Tekad ini dimulai dengan proyek pertanian Fatima dan Hakiah, dua perempuan petani di Lombok, yang telah dibina GAIA dB dan salah satu penerima hibah MCA-Indonesia. Proyek mereka telah tersedia di website CROWDE untuk didanai oleh masyarakat, yang dapat mengaksesnya melalui http://bit.ly/perempuanpetani. Lebih banyak lagi proyek perempuan petani akan tersedia di platform CROWDE. Kini, saatnya berinvestasi sambil bantu perempuan petani di Indonesia, agar mereka lebih sejahtera dan berdaya. (*)