Meikarta Bangun Perpustakaan 50 Ribu Koleksi Buku
Senin, 18 September 2017 17:10 WIB
INFO BISNIS - Ketika sebuah pengembang membangun kawasan perumahan, mungkin tak terbersit untuk membangun perpustakaan. Tingkat literasi yang belum tinggi serta dinamika teknologi informasi yang kian cepat membuat perpustakaan ibarat membangun sesuatu yang bakal mubazir. Tapi, kalau kita tengok di Amerika Serikat seperti di kawasan Silicon Valley, nyaris semua kota memiliki perpustakaan umum dengan fasilitas luar biasa. Seperti di kota San Jose, San Francisco hingga New York, perpustakaan menjadi salah satu ikon kebanggaan bagi warganya.
Terlebih salah satu indikator masyarakat sehat adalah perpustakaan. Perpustakaan menawarkan ke masyarakat kesempatan untuk mencari informasi seputar pekerjaan, mengeksplorasi riset medis terbaru, pengalaman dengan ide-ide baru, hingga tersesat ke dalam cerita menyenangkankan. Pada saat yang sama masyarakat bisa bertemu dengan yang lain untuk berkumpul di perpustakaan.
Visi Lippo Group ini ditunjukkan ketika membangun kota baru Meikarta di Cikarang Jawa Barat, lengkap dengan membangun fasilitas perpustakaan. Adanya berbagai sekolah dan perguruan tinggi serta pusat riset dan perkantoran, tentumembutuhkan sebuah perpustakaan yang lengkap sehingga penghuni Meikarta tidak harus berangkat ke kota-kota lain demi mencari data maupun sumber informasi yang valid lainnya. Lippo akan membangun perpustakaan buku yang megah demi untuk memenuhi kebutuhan membaca para penghuni di Meikarta.
Dengan pengalaman membangun perpustakaan di Universitas Pelita Harapan (UPH), Lippo Karawaci, pihak pengembang memang ingin membuat perpustakaan secara serius. Di UPH terdapat The Johannes Oentoro Library, sebuah perpustakaan mewah dan modern di Indonesia. Perpustakaan ini didirikan oleh pihak universitas dengan menghabiskan biaya hampir 50 milyar rupiah dan luas yang spektakuler 5400 meter persegi.
Perpustakaan ini dibuka pada Mei 2006, dan dinamai untuk mengenang rektor pertama UPH, alm. Johannes Oentoro.Untuk memasuki ruang perpustakaan ini, harus melewati 5 buah alat penindai. Perpustakaan ini memiliki 50.000 buah koleksi buku, 2.100 koleksi majalah, 269 artikel jurnal yang tersimpan rapi di lantai 2 perpustakaan ini serta lebih dari 1.000 materi audiovisual dan 5.000 tesis atau disertasi.
Hal lain yang juga jadi perhatian Lippo adalah perpustakaan digital. Ini adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio atau video.Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer.
Lippo tampaknya akan melakukan hal serupa di Meikarta, Cikarang. Sebagai kawasan baru yang akan tumbuh, diperlukan sebuah tempat untuk menyimpan sejarah perjalanan pembangunan kota, kebutuhan ilmu pengetahuan warganya dengan membangun perpustakaan yang menyediakan buku-buku, film, slide dan tentunya mudah diakses lewat jaringan komputer maupun akses mobile Internet.