Gedung Opera Berkelas di Meikarta
Senin, 18 September 2017 17:00 WIB
INFO BISNIS - Mengapa pengembang kawasan seperti Lippo Group mesti repot-repot membangun gedung kebudayaan seperti Gedung Opera? Riset dari Travel Industry of Asscociation of America ini bisa menjadi gambaran bagaimana warga Amerika Serikat gandrung kepada kebudayaan. Ada sekitar 92,7 juta wisatawan yang berpergian sambil menikmati kebudayaan, seni, peninggalan masa lampau, maupun aktivitas historis lainnya. Mengunjungi situs historis seperti gedung, bekas tempat perang, atau sisa-sisa peninggalan historis jadi paling favorit. Sementara yang lain adalah berkunjung ke galeri seni, konser musik, live theater, hingga festival etnis.
Meikarta menawarkan gedung opera sebagai visi ke depan bahwa jiwa penghuninya harus kaya. Tidak sekadar memberi dengan infrastruktur fisik terdepan nan canggih, tetapi juga memperhatikan kebutuhan jiwa pada keindahan. Salah satunya adalah musik. Dengan musik yang mengalun ke relung hati pendengarnya lewat suguhan di gedung opera, maka kesehatan jiwa penghuni di Meikarta semakin mantap. Terlebih bila itu kemudian bisa memberi manfaat ekonomi karena akan banyak orang berkunjung ke gedung konser karena ini semacam oase yang dirindukan oleh banyak masyarakat. Terutama bagi masyarakat perkotaan.
Gedung opera ini nanti diyakini akan mampu menyaingi Sydney OperaHouse.
Sydney Opera House sendiri merupakan gedung berbentuk seperti cangkang kerang yang berlokasi di Bennelong Point di Sydney Harbour dekat Sydney Harbour Bridge.
Desain Sydney Opera House dibuat oleh Jorn Utzon dari Denmark pada 1955. Utzon memenangi sebuah sayembara pembuatan desain gedung megah ini. Meski ada sedikit kontroversi saat pembangunan, gedung opera ini akhirnya selesai dan diresmikan oleh Ratu Elizabeth II, pada 20 Oktober 1973. Karena ikoniknya, gedung ini pun masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2007. Di ruang utama orkestra, terdapat panggung besar dengan warna serba merah, berada ditempatkan di bagian depan berlatar belakang pipa-pipa besi besar dan beratapkan lampu-lampu kaca besar. Ruangan ini bisa menampung sekitar 2.679 penonton pertunjukan.
Selain itu, ada ruangan lainnya, seperti Concert Hall, Joan Sutherland Theatre, Drama Theatre, Playhouse, The Studio dan Utzon Room. Semua ruangan tersebut difungsikan sebagai lokasi digelarnya pertunjukkan. Jika ditotal, Sydney Opera House muat untuk 5.738 orang pengunjung.
Selain ruangan-ruangan pertunjukkan, Opera House juga memiliki beberapa restoran dan kafe yang terletak di dalam gedung maupun di lingkungan areanya. Wisatawan berdatangan dari berbagai penjuru dunia untuk menikmati minuman dan makanan di kafe dan resto sambil memandang area gedung opera yang indah ditemani burung-burung camar yang berlalu lalang menyapa pengunjung.
Kalau di Sydney gedung opera menyatu dengan suasana pelabuhan, maka gedung opera di Meikarta bisa memanfaatkan pemandangan Central Park, sebuah ruang terbuka hijau yang dibangun di atas lahan seluas 100 hektare dan di dalamnya ada danau buatan seluas 25 hektare.
Dengan tawaran itu, tak berlebihan akan semakin banyak orang berkunjung ke Meikarta untuk mendengarkan konser di gedung yang memiliki kualitas tinggi.