Belajar Sejarah Kenabian lewat Whatsapp
Jumat, 8 Juli 2022 11:33 WIB
INFO BISNIS - Kemajuan teknologi digital mengubah cara manusia beraktivitas, termasuk dalam mempelajari ilmu agama. Kini umat muslim juga harus beradaptasi melakukan kajian secara daring. Namun, tak jarang umat terutama berusia lanjut yang masih gagap menggunakan gawai.
Hal ini mendorong Ustaz Arafat menyediakan kajian secara daring yang mengutamakan kepraktisan dan kemudahan dalam mengikutinya. "Semua orang yang bisa menggunakan aplikasi WhatsApp berarti bisa mengikuti kajian ini," kata penulis buku best seller berjudul Hijrah Rezeki ini.
Ustaz yang dikenal karena kajiannya dominan di bidang Sejarah Kenabian dan buku-bukunya sudah menembus negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, menjalin kerja sama dengan pemrogram perangkat lunak asal Jawa Tengah, Mulyono, S.Pd.
Unsur kenyamanan dan kesederhanaan yang dikemas oleh Mulyono, sukses membuat kajian daring yang cukup praktis karena hanya memerlukan satu aplikasi saja yang hampir dimiliki semua orang yaitu WhatsApp. Di sela-sela kesibukannya sebagai guru SMK Maarif NU 1 Ajibarang, Mulyono berhasil menyulap WhatsApp sebagai media dakwah yang fleksibel.
"Peserta kajian daring ini bebas mengunduh materi layaknya mengambil uang dari mesin ATM, karena mereka cukup menekan tombol-tombol yang disediakan, lalu WhatsApp akan merespon aktivitas mereka tersebut. Nyaris tak memerlukan aplikasi lainnya," ujar Ustaz Arafat.
Terobosan Ustaz Arafat berhasil menarik minat banyak orang. Tercatat, lebih dari 120 ribu orang sudah mengikuti inovasi baru dalam mengkaji Sejarah Kenabian selama satu tahun terakhir.
Sejalan dengan antusias peserta, Ustaz Arafat sebagai pengampu kajian juga terus menambah pendalaman materi untuk menghindari rasa jenuh para peserta. Hingga berita ini diturunkan, sudah ada 100 materi padat ilmu yang sudah terunggah, menjadikan kajian ini sebagai kajian daring di bidang Sejarah Kenabian terpanjang di Indonesia. Inilah salah satu karya anak bangsa yang patut menjadi contoh bagi para guru mengaji lainnya di seluruh Nusantara. (*)