Cegah PMK, Gubernur Khofifah Kawal Distribusi Vaksin
Jumat, 17 Juni 2022 20:50 WIB
INFO BISNIS – Berbagai upaya memutus rantai penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus dilakukan secara simultan di Provinsi Jawa Timur. Apalagi, tak lama lagi umat Islam merayakan Hari raya Idul Adha. Salah satu upaya yaitu dengan mendistribusikan vaksin ke daerah-daerah. Jawa Timur baru saja mendapat kiriman 1.000 dosis vaksin PMK dari Kementerian Pertanian.
"Vaksin yang dikirim ke Jatim masih minim yakni 1.000 dosis dan baru terpakai sejumlah 200 suntikan,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat turun langsung mengawal dan memantau distribusi penyuntikan vaksin PMK ke hewan ternak di sentra peternakan sapi di Kecamatan Taman Sidoarjo, Jumat 17 Juni 2022.
Khofifah mengatakan, pemberian vaksin PMK kepada sapi ini membutuhkan tiga kali vaksin. Tahap pertama dilakukan saat ini. Kemudian, tahap kedua dilakukan setelah empat atau enam minggu pemberian vaksin dosis pertama. Sedangkan, tahap ketiga akan diberikan setelah enam bulan pemberian vaksin kedua. “Dalam sekali membuka botol vaksin mampu untuk menyuntik 100 sapi dan harus habis disuntikkan. Saat ini prioritas untuk sapi perah," kata dia.
Prioritas penyuntikan vaksinasi ini diutamakan bagi Sapi Perah mengingat stock yang sangat terbatas. Untuk itu, diharapkan vaksin lokal dari Pusvetma bisa segera rampung pada akhir Bulan Juli atau awal Agustus. "Kebutuhan vaksin menurut kami sangat emergency sekali. Karena percepatan transmisi penularan PMK sangat cepat. Oleh karena itu, kami harap ada percepatan suplai vaksin dari pemerintah pusat sembari menunggu vaksin lokal dari Pusvetma,” kata dia.
Berdasarkan informasi, dari total vaksin PMK yang diimpor oleh Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta dosis, Jawa Timur mendapat kuota sebanyak 1,5 juta dosis. Dari jumlah tesebut sebanyak 10.000 dosis telah masuk ke Indonesia dan 1.000 dosis telah masuk di Jawa Timur pada hari selasa 14 Juni 2022. Selanjutnya langsung didistribusikan ke Kab. Sidoarjo sebanyak 200 dosis dan Pasuruan sebanyak 800 dosis.
Khofifah mengatakan, penanganan penyakit PMK ini membutuhkan sinergitas yang kuat sama halnya ketika menangani pandemi covid-19 baik secara vertikal maupun horisontal. Untuk treatment penanganan PMK ini, kata dia, mirip dengan penanganan covid-19. Kemudian proses penyebaran melalui airbone ini yang menjadikan penyebaran virus PMK lenih cepat. Oleh karenanya, ketika jarak jangkau angin kencang penularan bisa sampai jangkauan kilometer.
Maka, langkah terbaik menurut Gubernur Khofifah dalam melakukan pencegahan penularan adalah melakukan proteksi dan isolasi. Proteksi tidak dilakukan pada daerah daerah yang terdampak saja melainkan juga pada daerah yang hewan ternaknya masih terjaga sehat. "Jadi yang sehat tolong dijaga untuk tidak keluar agar tetap sehat," kata dia. (*)