Bayer Ajak Mahasiswa Jadi Agen Perubahan
Selasa, 15 September 2020 13:24 WIB
INFO BISNIS-- Upaya pemerintah menambal jumlah defisit tenaga penyuluh pertanian kerap menghadapi sejumlah kendala. Karenanya, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. UU tersebut menjadi dasar keberadaan penyuluh swadaya dan swasta yang lahir dengan prinsip partisipatif.
"Bayer Indonesia melihat potensi universitas sebagai salah satu komponen masyarakat yang memiliki potensi besar dalam upaya mengatasi defisit penyuluh pertanian di Indonesia. Mahasiswa pertanian dapat menjadi agent of change yang turun langsung ke petani di lapangan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi pertanian yang komprehensif," kata Direktur Bayer Indonesia, Mohan Babu.
Inisiatif tersebut melahirkan kolaborasi antara Bayer dengan universitas melalui Bayer Safe Use Ambassador (BSUA). Dengan keterlibatan mahasiswa langsung ke lapangan, Bayer optimis BSUA dapat memberikan nilai tambah dan pengalaman pembelajaran langsung. Selama penyelenggaraan BSUA sejak tahun 2017, ada 1.500 mahasiswa menjadi peserta dan memberikan edukasi kepada setidaknya 3.000 petani Indonesia.
Hingga 2019, Bayer Indonesia telah berkolaborasi dengan tujuh universitas. Universitas tersebut adalah Universitas Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Lampung (Unila) dan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).
"Tahun 2020, Bayer tidak menggelar BSUA akibat pandemi. Namun, demi menjaga hubungan baik dengan universitas, Bayer CropScience Jerman menggelar Bayer Safe Use Ambassador Virtual Conference pada Selasa 8 September lalu," ujar Mohan Babu.(*)