Peta Jalan Indonesia Sebagai Laboratorium Kebencanaan di Asia
Selasa, 25 Februari 2020 06:10 WIB
INFO BISNIS — Berdasarkan analisis para ahli, bencana yang disebabkan oleh fenomena alam di seluruh dunia sekitar 45 persen terjadi di kawasan Asia. Indonesia yang berada di kawasan cincin api (ring of fire) yang mengoleksi 500 gunung api dengan 127 di antaranya merupakan gunung api aktif, dan berada di titik pertemuan tiga lempeng bumi: lempeng Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia tak luput dari ancaman bencana. Dan, itu menjadikan Indonesia layaknya sebuah ‘laboratorium’ bencana di kawasan Asia.
Kompleksitas perihal kebencanaan itulah yang menginspirasi BNPB dan Expoindo Kayanna Mandiri untuk menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Penerapan Inovasi Teknologi dan Pendekatan Ekosistem Dalam Penanggulangan Bencana Berbasis Kearifan Lokal”. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan wawasan seluruh elemen bangsa terkait pemanfaatan teknologi dan menjaga ekosistem berbasis kearifan lokal dalam penanganan bencana.
Seminar Nasional ini merupakan rangkaian acara Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) yang berlangsung pada 20-22 Oktober 2020 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. ADEXCO sebagai pameran dan konferensi terbesar di dunia terkait kebencanaan, merupakan upaya untuk menempatkan Indonesia sebagai pusat solusi kebencanaan di kawasan Asia.
Mengusung tagline ‘Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita’ ADEXCO akan diikuti oleh 300 exhibitor yang memamerkan hulu dan hilir industri kebencanaan. Mulai dari disaster alarm & warning system, fire protection equipment, power device, CCTV, hingga emergency & rescue equipment. Adapun jumlah pengunjung (potensial visitor) yang ditargetkan oleh penyelenggara sebanyak 10 ribu pengunjung.
Pada sesi konferensi, ADEXCO menampilkan 20 pembicara yang akan memaparkan kebencanaan dari berbagai perpekstif, seperti sisi politik, regulasi, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan juga kesehatan. Beberapa tema yang dibahas di antaranya tentang pemulihan ekonomi pascabencana, pengaplikasian inovasi teknologi dalam manajemen bencana, serta topik terkait dengan evaluasi bencana sebagai bahan analisa risiko bencana yang akan datang. (*)