Program Yok Yok Ayok Daur Ulang! Diluncurkan
Kamis, 19 September 2019 17:46 WIB
INFO BISNIS — Sampah polistirena busa (yang lebih dikenal dengan nama styrofoam) sudah menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Isu ini menuai respons di kalangan pelaku industri. Oleh karena itu, Trinseo Indonesia, Kemasan Group (produsen kemasan makanan polisterena busa) dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) meluncurkan program daur ulang “Yok Yok Ayok Daur Ulang!”.
Peluncuran ini dilakukan dalam sebuah seminar bertajuk "Memilih Kemasan Makanan yang Benar-benar Dapat Didaur Ulang, Sustainable & Ekonomis untuk Indonesia – Mengungkap Kebenaran di Balik Styrofoam" di Jakarta. Pembicara yang hadir di seminar ini, yaitu Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM Indonesia Sutanti Siti Namtini dan Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Institute Teknologi Bandung (LPTM ITB), Akhmad Zainal Abidin.
Seminar ini bertujuan memberikan pemahaman kepada para pengusaha makanan Indonesia agar bijak memilih kemasan makanan, dengan melihat dari sisi kemampuan daur ulangnya, dampak bagi lingkungan, dan tetap menguntungkan dari sisi ekonomi agar tidak merugikan pelanggan.
“Polistirena yang kami produksi dapat didaur ulang 100 persen,” kata Presiden Direktur PT Trinseo Materials Indonesia, Hanggara Sukandar.
Direktur Kemasan Group, Wahyudi Sulistya, mengatakan kemasan makanan yang diproduksi dan didistribusikan oleh Kemasan Group terbuat 100 persen dari polistirena yang memungkinkan untuk didaur ulang.
"Setiap sampah kemasan makanan yang kembali kepada kami, akan diolah menjadi barang berguna lainnya seperti gantungan baju, pigura, boneka, dan lain sebagainya,” kata Wahyudi.
Untuk memastikan setiap kemasan tersebut dapat terkumpul dari berbagai pengusaha makanan, Ketua ADUPI Christine Halim mengatakan jika ADUPI memiliki jaringan sekitar 400 pengusaha daur ulang di Indonesia.
Tidak hanya pengusaha, masyarakat sebagai konsumen akhir juga dapat berpartisipasi dalam program “Yok Yok Ayok Daur Ulang!” ini dengan memilah sampah styrofoam lalu mengirimkannya ke titik pengepul sampah yang informasinya bisa diakses di laman www.trinseo.com/GoGreen.
Dalam seminar, Sutanti Siti Namtini mengatakan bahwa pada 2009, BPOM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 17 jenis kemasan berbahan polistirena busa. Dalam 17 kemasan tersebut ditemukan bahwa residu stirena masih dalam angka yang sangat aman, yakni 10-43 ppm dari batas aman sebesar 1000 ppm.
Akhmad Zainal Abidin mengatakan kandungan stirena di dalam kemasan makanan polistirena busa sama dengan dalam stroberi, kopi, dan kayu manis. Oleh karena itu, kemasan makanan ini tidak berbahaya. (*)