Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Adopsi Energi Terbarukan Tertinggal, Indonesia Butuh Perbaikan Kebijakan

Kamis, 11 Juli 2019 18:46 WIB

Indonesia Membutuhkan Perbaikan Kebijakan untuk Memenuhi Target Energi Terbarukan tahun 2025.
Iklan

INFO BISNIS — Pengadopsian energi terbarukan untuk pembangkit listrik di Indonesia dinilai masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Pengadopsiannya juga masih di bawah potensi sejati yang dimiliki negara ini. Demikian menurut laporan tahun 2019, Indonesia’s Energy Transition: A Case for Action, yang dibuat oleh perusahaan konsultan manajemen global A.T. Kearney, dalam kemitraannya dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

Perbaikan kebijakan diperlukan untuk mempercepat transisi energi sehingga dapat mencapai target Energi Terbarukan pada tahun 2025 dan perubahan iklim pada tahun 2030. Meningkatkan penggunaan energi terbarukan terhadap energi terpadu memungkinkan Indonesia untuk mendongkrak stabilitas fiskal jangka panjang. Diharapkan, pemanfaatan jangka pendek energi murah seperti batu bara tidak mengorbankan energi ramah lingkungan Indonesia.

Secara global, Transisi Energi sudah selaras dengan teknologi pembangkit listrik terpadu yang cenderung bergerak menuju energi terbarukan. Lebih penting lagi, tren selama beberapa tahun terakhir ini menunjukkan adanya peningkatan penggunaan matahari dan angin yang dominan untuk generasi selanjutnya, menandakan semakin berkembangnya penggunaan kedua teknologi tersebut.

Indonesia memulai perjalanan Transisi Energi pada tahun 2014, selaras dengan Kebijakan Energi Nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia menetapkan target sebesar 23 persen hasil energi negara harus berasal dari Energi Baru dan Terbarukan pada 2025. Selain itu, Indonesia telah sepakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030.

Namun, pada 2018 energi terbarukan hanya menyumbang 12 persen dari total listrik yang dihasilkan. Faktanya, perkiraan pasar berdasarkan proyek-proyek yang saat ini sedang dalam pengawasan menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan kemungkinan akan tetap sebesar 12 persen pada tahun 2025–jauh dari target 23 persen. Menurut laporan Renewable Energy Maturity Index, Indonesia berada di peringkat keempat dari 50 negara penghasil listrik tertinggi.

“Sementara banyak negara bergerak cepat melakukan pengadopsian teknologi energi terbarukan untuk pembangkit listrik, perkembangan di Indonesia dinilai masih lambat. Namun, negara ini memiliki potensi yang signifikan dalam menerapkan energi terbarukan, termasuk memanfaatkan matahari dan angin. Oleh karenanya, Indonesia berpeluang untuk dapat mengejar ketinggalan dalam beberapa tahun ke depan jika kebijakan tersebut diberikan perhatian khusus," kata Alessandro Gazzini, Mitra A.T. Kearney dan rekan penulis laporan ini.

"Biaya energi terbarukan turun dengan cepat sehingga menjembatani kesenjangan sumber-sumber pembangkit listrik konvensional. Ada peluang besar untuk teknologi surya dan angin di Indonesia, salah satu contohnya adalah menggunakan energi terbarukan sebagai pengganti diesel untuk program 2.500 desa terpencil," kata Sandeep Biswas, Mitra A.T. Kearney dan rekan penulis laporan ini.

Laporan Kearney ini mengidentifikasi bahwa ada empat hambatan utama bagi Indonesia untuk meningkatkan generasi pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan, yaitu kendala teknologi, kebijakan yang tidak menguntungkan dan peraturan yang tidak pasti, rendahnya ketersediaan pembiayaan swasta, serta potensi konflik kepentingan peran PLN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa perbaikan kebijakan diperlukan untuk mengatasi hambatan pengembangan energi terbarukan, agar secara radikal mempercepat rencana implementasi untuk memenuhi target Indonesia tahun 2025. Indonesia membutuhkan capex (capital expenditure) atau modal belanja sebesar 8 milyar dollar per tahun untuk mencapai target. Selain itu, Indonesia sendiri telah menandatangani perjanjian internasional untuk mengurangi emisi rumah kaca.

“Hal terpenting, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang menguntungkan dan peraturan yang pasti agar energi terbarukan menarik minat investasi swasta,” kata Alessandro Gazzi.

“Sebagai permulaan, perlu adanya penilaian kembali mengenai kelayakan batas tarif yang disepakati sebelumnya berdasarkan peraturan ESDM 12/2017, untuk memastikan bahwa pengembangan energi terbarukan menarik minat PLN dan juga para investor,” ujar Alessandro Gazzi, menambahkan.

Penting juga untuk menyeimbangkan kembali subsidi bahan bakar fosil terhadap energi terbarukan karena akan menurunkan harga daya yang dihasilkan oleh teknologi energi terbarukan, yang mengarah ke lebih besarnya pemanfaatan dan nantinya akan membantu mengurangi biaya selanjutnya.

Selain itu, pemerintah harus meninjau kembali beberapa persyaratan konten lokal yang ketat dan menerapkan proses persetujuan yang lebih transparan dan efisien. Persyaratan konten lokal saat ini menghambat terciptanya lingkungan yang layak untuk pengembangan energi terbarukan. Persyaratan tersebut dapat dipertimbangkan setelah pasar energi terbarukan mencapai tingkat kesiapan dan ketika ada insentif investasi yang substansial.

“Sebagai rangkuman, ada peluang luar biasa bagi Indonesia untuk memperbaiki jalurnya. Tetapi, upaya bersama antara pemerintah, ESDM, dan PLN akan menjadi kuncinya. Diperlukan intervensi pemerintah, mulai dari memberi insentif kepada PLN untuk fokus pada pengembangan energi terbarukan dan mengamanatkan penggunaan teknologi berbiaya rendah untuk proyek-proyek off-grid,” kata Sayak Datta, Prinsipal A.T Kearney dan penulis laporan ini. (*)

Iklan

OCBC Dukung UMKM Lewat Ruang Kreasi by OCBC

27 hari lalu

OCBC Dukung UMKM Lewat Ruang Kreasi by OCBC

Sinar Mas Land Gelar Festival Pasar Rakyat Go Digital

52 hari lalu

Sinar Mas Land Gelar Festival Pasar Rakyat Go Digital

Kota Deltamas Selenggarakan Festival Kebudayaan Jepang, Bertajuk Deltamas Matsuri 2023

52 hari lalu

Kota Deltamas Selenggarakan Festival Kebudayaan Jepang, Bertajuk Deltamas Matsuri 2023

200 Sambungan Rumah Terpasang di Timor Tengah Selatan

23 Januari 2024

200 Sambungan Rumah Terpasang di Timor Tengah Selatan

Gerakan Donasi Mukena untuk Pemberdayaan Perempuan

22 Januari 2024

Gerakan Donasi Mukena untuk Pemberdayaan Perempuan

Summarecon dan SouthCity Investasi Untuk Bangun Mal di Kawasan SouthCity

21 Januari 2024

Summarecon dan SouthCity Investasi Untuk Bangun Mal di Kawasan SouthCity

Penyebab Cedera Lutut saat Olah Raga

18 Januari 2024

Penyebab Cedera Lutut saat Olah Raga

Cegah Kanker Prostat dengan Deteksi Dini

18 Januari 2024

Cegah Kanker Prostat dengan Deteksi Dini

Waspadai Penyakit Low Back Pain Menyerang Usia Muda

18 Januari 2024

Waspadai Penyakit Low Back Pain Menyerang Usia Muda

Deteksi Dini Kanker Payudara

10 Januari 2024

Deteksi Dini Kanker Payudara