Menjadi Pemimpin yang Agile dengan Neuroleadership
Senin, 15 April 2019 18:26 WIB
INFO BISNIS - Kubik Leadership, lembaga training, coaching dan consulting yang mengedepankan Lead for Impact dalam setiap produknya, kembali meluncurkan produk terbaru untuk para leader agar lebih agile dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat di era disruptif ini.
Acara bertajuk “Embrace Your Brain to Become Agile Leader” yang diadakan pada 11-12 April 2019, ini mengajak para leader dari berbagai perusahaan untuk belajar bersama, sekaligus berlatih menggunakan kemampuan otak yang sangat dahsyat potensinya agar mampu bersaing dan memenangkan kompetisi dan tetap bahagia menjalankan perannya.
Pada sesi pertama, Jamil Azzaini, CEO Kubik Leadership membuka sesi dengan menyampaikan serangkaian pertanyaan pada peserta mengenai apa saja kondisi yang dihadapi dalam pekerjaan dan kehidupan sehari hari. Ternyata tantangannya sangat tinggi. Tidak hanya dari luar tapi juga internal perusahaan.
Jamil mengatakan, “Bisa jadi selama ini, sebagai pemimpin kita belum memaksimalkan kemampuan otak dalam menyelesaikan masalah yang ada. Padahal faktanya otak memiliki lebih dari 100 piranti yang di dalamnya ada sel sel yang disebut neuron.”
Pada sesi kedua dan ketiga, dr. Amir Zuhdi, pakar Neuroscience semakin membuka wawasan peserta bagaimana memanfaatkan otak agar dapat mengelola dan mentransformasi emosi, sebagai langkah awal menjadi pemimpin yang agile. Dengan tools sederhana SLP (Smart-Limbic Prevention), Dr Amir memandu peserta langkah demi langkah menerapkan proses Accept, Redefine, dan perolehan New Mindset.
Di sesi berikutnya, Coach Aisya Yuhanida Noor mengajak peserta mengenali diri masing masing, apakah selama ini termasuk pemimpin yang fleksibel, yang mampu melihat kemungkinan kemungkinan dan menghadirkan alternatif baru atau malah cenderung kaku, rigid dan tidak mau berubah sama sekali.
Di hari kedua, asisten coach, Warsono Hadi Mulyono, Personal Quality Trainer, memastikan seluruh peserta memahami semua materi yang telah disampaikan melalui pertanyaan singkat dan tes sederhana dengan digital. Dokter Amir kemudian menjelaskan apa yang terjadi pada otak dalam proses memilih dan memutuskan yang berkaitan dengan Hot & Cool System. (*)